BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Iklan
Iklan adalah
bagian dari bauran promosi (promotion mix)
dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan dapat di definisikan sebagai
pesan yang menwarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu
media. (Rhenald Kasali, 2007 : 9).
Iklan
itu sendiri merupakan kandungan utama dri manajemen promosi yang menggunakan
ruang media bayaran guna menyampaikan pesan. Kebanyakan bentuk iklan diarahkan
kepada kelompok-kelompok spesifik dengan siapa pengiklan ingin berkomunikasi
(Lwim & Aitchison, 2002 : 15).
Secara
Garis besar iklan juga terbagi kedalam dua tipe sifat, iklan komersil dan non
komersil. Iklan komersil adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye
pemasaran suatu produk atau jasa. Sedangkan iklan non komersial adalah sebuah
bagian kampanye social marketing yang
bertujuan “menjual” gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan
masyarakat. (Majadikara, 2005 : 17).
2.1.1 Tujuan Iklan
Tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi.
Periklanan adalah komunikasi massa dan harus dibayar untuk menciptakan
kesadaran (awareness), menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau adanya
suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.
Secara garis besar,
tujuan iklan biasa dikategorikan menurut tujuan spesifiknya, yaitu apakah
tujuannya memberikan informasi, membujuk atau mengingatkan.
1.
Iklan Informatif
umumnya dianggap sangat penting untuk peluncuran kategori baru, dimana
tujuannya adalah merangsang permintaan awal;
2.
Iklan persuasif sangat
penting apabila mulai tercipta tahap persaingan, dimana tujuan iklan adalah
membangun preferensi pada merk tertentu. Iklan persuasif juga bias terdorong
menjadi comparartive advertising,
yang membandingkan secara eksplisit atribut 2 merk atau lebih;
3.
Iklan yang bertujuan
mengingatkan (reminder advertising) lebih cocok untuk produk yang sudah
memasuki tahap kedewasaan. Sasaran atau tujuan iklan (advertising goal) adalah tugas komunikasi spesifik yang harus
dicapai pada audiens spesifik dalam periode waktu tertentu.
Tujuan iklan
juga semestinya merupakan kelanjutan atau turunan dari keputusan perushaan
sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning, dan bauran pemasaran. Selain itu
tujuan iklan harus didasarkan pada analisis mendalam situasi pasar terkini.
(Sulaksana, 2003 : 91 – 93).
2.2
Fungsi
Periklanan
Menurut
Shimp (2003) fungsi-fungsi periklanan, sebagai berikut :
1.
Memberikan
Informasi (Informing), Periklanan membuat
konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai
fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang
positif.
Periklanan ini merupakan bentuk komunikasi yang berkemampuan menjangkau khalayak secara luas dengan biaya yang relatif rendah. Periklanan ini memfasilitasi pengenalan produk/merek baru, meningkatkan jumlah permintaan produk/merek-merek yang sudah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran (TOMA = top of mind awareness) di benak konsumen, serta mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek-merek yang sudah ada. Contohnya iklan:
Periklanan ini merupakan bentuk komunikasi yang berkemampuan menjangkau khalayak secara luas dengan biaya yang relatif rendah. Periklanan ini memfasilitasi pengenalan produk/merek baru, meningkatkan jumlah permintaan produk/merek-merek yang sudah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran (TOMA = top of mind awareness) di benak konsumen, serta mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek-merek yang sudah ada. Contohnya iklan:
·
Gatorade, yang awalnya
digunakan selama aktivitas atletik berat, diiklankan untuk menggantikan
cairan-cairan yang hilang selama terkena flu.
·
Special K, sereal untuk
sarapan pagi, diiklankan untuk cemilan di sore atau malam hari.
2.
Membujuk
(Persuading), Periklanan yang efektif akan mampu
membujuk pelanggan untuk mencoba produk yang diiklankan.Terkadang persuasi
tersebut berbentuk mempengaruhi permintaan primer yaitu menciptakan permintaan
bagi keseluruhan kategori produk. Iklan
yang dibuat harus mampu membujuk konsumen untuk memilih merek tertentu,
menganjurkan untuk membeli produk merek tertentu, membujuk pelanggan untuk
menerima merek yang diiklankan, serta membujuk pelanggan untuk membeli sekarang
juga produk yang diiklankan;
3.
Mengingatkan
(Reminding), Iklan dapat menjaga merek agar
tetap segar dalam ingatan konsumen, dan produk yang diiklankan tidak hilang
dari ingatan. Saat munculnya kebutuhan yang berhubungan dengan produk yang
diiklankan, konsumen akan segera ingat dengan merek yang diiklankan di masa
lalu dan akhirnya membeli produk tersebut.
Periklanan ini dapat meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian terhadap merek yang mungkin tidak akan dipilih, serta mampu mempengaruhi pengalihan merek (brand switching);
Periklanan ini dapat meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian terhadap merek yang mungkin tidak akan dipilih, serta mampu mempengaruhi pengalihan merek (brand switching);
4.
Memberikan nilai tambah (Adding Value), Iklan
berfungsi memberikan nilai tambah bagi perusahaan akan tiga hal yang mendasar
yaitu, terjadinya inovasi, penyempurnaan kualitas, atau perubahan persepsi
konsumen.
Misalkan iklan Sari puspa yang berubah menjadi Softwell International dengan maksud untuk membuat perubahan dalam persepsi konsumen;
Misalkan iklan Sari puspa yang berubah menjadi Softwell International dengan maksud untuk membuat perubahan dalam persepsi konsumen;
5.
Membantu/mendampingi
upaya-upaya lain dari perusahaan (Assisting), Iklan
yang telah dilakukan perusahaan dapat memberikan informasi pendahuluan yang
bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para
pelanggannya. Periklanan ini memungkinkan digunakan sebagai alat komunikasi
untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan, seperti kupon-kupon dan undian,
serta upaya penarik perhatian berbagai perangkat promosi penjualan tersebut. Periklanan juga dapat meningkatkan
hasil dari komunikasi pemasaran lainnya. Contohnya, para konsumen dapat
mengetahui kemasan-kemanasan produk di toko dan lebih mudah mengenali produk
setelah melihat iklan produk tersebut di televisi. (http://ken-iklan2.blogspot.com/).
Keputusan
konsumen untuk membeli tergantung tergantung pada banyak factor. Konsumen baru membeli bila unsure-unsur lain-selain iklan-
sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan finansialnya. Misalnya,
apakah produknya benar-benar bagus seperti yang diiklankan. Apakah produk
tersebut benar-benar bias memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen? Apakah
harganya dianggap reasonable
(wajar/terjangkau) sehingga dia mampu membelinya. Apakah produknya mudah
didapat, dan sebagainya. (Madjadikara, 2005 : 63-64).
Orang atau
konsumen membeli atau tidak membeli biasanya didasarkan pada bagaimana kualitas produk yang sesungguhnya (tentunya
dibandingkan debgan competitor untuk
kategori yang sama, bila ada), bagaimana harganya
(wajar atau tidak, mampu atau tidak konsumen membelinya), lalu adakah kemudahan untuk mendapatkan produknya
(berkaitan dengan system distribusinya), kemudian, apakah orang tahu tentang produk tersebut, kegunaannya, kelebihannya?
Yang terakhir ini berkaitan dengan upaya periklanannya. Jadi, pada dasarnya
iklan hanya berfungsi memberikan konsumen atau calon konsumen tentang sebuah
produk (iatilahnya: menciptakan awareness pada khalayak sasaran) (Madjadikara,
2005 : 91).
2.3 Definisi Sponsor
Seseorang atau badan yang melaksanakan tanggungjawab tertentu yang
terkait dengan beberapa orang atau kelompok atau beberapa kegiatan, seperti
menjadi pendukung, penyokong, penasihat, penanggung, jaminan, dll. Dalam rangka
usaha untuk memberikan yang lebih dari “menngunakan” kesan. Sponsor dapat dan
membangun kredibilitas yang mensponsori ataupun yang disponsori. (www.english-test.net/toeic/vocabulary/words/174/toeic-definitions.php)
2.2.1
Kreatif
Kata
“kreatif” sering kali digunakan oleh para pengguna bahasa, baik untuk tujuan
positif maupun negatif. Secara singkat dan sederhana pengertian “kreatif” dapat
didefinisikan sebagau berikut : Suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (atau
sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau
terobosan baru dalam menghadapi masalah tertentu, yang biasanya tercermin dalam
pemecahan masalah, dengan cara yang baru tau unik yang berbeda dan lebih dari
sebelumnya (Creative Education Foundation),
(Madjadikara, 2005 : 55)
Orang
kreatif adalah para professional yang bertanggung jaewab terhadap, pekerjaan
kreatif . mereka biasa dikenal antara lain sebagai pengarah kreatif, penulis
naskah, pengarah seni atau produser. (Rhenald Kasali, 2007 : 80).
2.2.2
Konsep Kreatif
Berkaitan
untuk menghasilkan iklan radio yang baik diperlukan konsep kreatif yang dapat
menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDCA, yang
terdiri dari :
1.
attention
(perhatian);
2.
Interest
(minat);
3.
Desire
(kebutuhan/keinginan);
4.
Convection
(rasa percaya);
5.
Action
(tindakan).
Pembuatan
iklan bukan semata-mata menulis judul, deskripsi, serta nama alamat produsen.
Untuk mendapatkan perhatian. Rangkaian suara manusia, music, effect suara harus
dipilah-pilah sehingga tampak lebih ringkas atau malah lebih panjang tergantung
pada kebutuhan. Setelah usaha prhatian calon pembeli sdah dirumuskan, persoalan
yang baru adalah bagaimana gar mereka berminat dan ingin yahu lebih lanjut.untuk
itu mereka harus dirangsang agar mau mengikuti pesan-pesan yang disampaikan.
Dengan demikian penggunaan kata-kata kalimat pembuka sebaiknya bias merangsang
untuk tahu lebih lanjut. (Rhenald Kasali, 2007 : 83-85)
Tidak
ada gunanya menyenangkan calon pembeli dengan rangkaian kata-kata gembira
melalui sebuah iklan, kecuali iklan tersebut berhasil menggerakan keinginan
orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. Kebutuhan mereka untuk
memiliki atau keinginan mereka untuk memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu
yang harus dibangkitkan. Untuk menimbulkan rasa percaya pada diri calon
pembeli, sebuah iklan dapat ditunjang
berbagai macam kegiatan peragaan seperti testimonial atau pembuktian,
membagi-bagikan percontoh secara gratis. Dan menyodorkan pandangan positif dari
tokoh-tokoh masyarakat terkemuka serta hasil pengujian oleh pihak ketiga,
misalnya, hasil pengujian Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian,
lembaga swadaya masyarakat, dan laboratorium swasta terkemuka, atau perguruan
tinggi. Persoalan seperti itu memang sudah ada di luar jangkauan periklanan,
akan tetapi efektivitas ikla. Sekali lagi, tidak ditentukan ole penampilan
iklan itu sendiri. (Rhenald Kasali, 2007 : 85-86)
Banyak
kata-kata yang digunakan dalam naskah iklan untuk membujuk calon pembeli.
Khususnya untuk iklan tahap pengenalan produk ataupun meningkatkan jumlah
penjualan produk. Sebagai contoh kata-kata itu antara lain beli, ambil,
hubungi, dapatkan, pergilah datanglah, ceritakan, selamatkan, berikan, dan
lain-lain. (Rhenald Kasali, 2007 : 86-87).
2.2.2
Perumusan Strategi Kreatif
Menurut
Gilson dan Berkman, proses perumusan suatu strategi kreatif terdiri atas tiga
tahapan, yaitu :
1.
Mengumpulkan dan
mempersiapkan informasi pemasaran yang tepat agar orang-orang kreatif dapat
dengan segera menemukan strategi kreatif mereka. Biasanya informasi yang akan
sangat bermanfaat adalah informasi yang menyangkut rencana pemasaran dan
komunikasi, hasil penelitian tentang konsumen sasaran, data-data tentang produk,
persaingan di pasar, serta rencana dasar tentang strategi media, yaitu
menyangkut kapan dan dalam media apa saja iklan itu akan dimunculkan. Informasi
ini sebaiknya tidak berasal dari satu sumber saja, karena sumber informasi yang
beragam memungkinkan peroleha yang perspektif atau wawasan yang lebih luas.
Atau seperti kata Leo Burnett, juga seorang pakar periklanan caliber internasional dari Amerika
Serikat, keingintahuan tentang seluruh aspek kehidupan manusia masih merupakan
kunci sukses bagi orang-orang kreatif. Hanya, mungkin perlu diperhatikan mana
sumber yang layak dipercaya dan mana yang tidak.
2.
Selanjutnya orang-orang
kreatif harus membenamkan diri mereka ke dalam informasi-informasi tersebut
untuk menetapkan suatu posisi atau platform
dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang akan dihasilkan. Kedua hal
ini akan memberikan gambaran yang jelas kepada orang-orang kreatif mengenai
cara yang paling efektif, berikut berbagai kendalanya, untuk mengkomunikasikan
posisi tersebut dengan suatu pesan iklan yang dapat ditangkap secara efektif
oleh konsumen dan kemudian ditanggapi. Pada tahap inilah ide-ide, yang
merupakan jantung dari seluruh proses perumusan strategi kreatif, dicetuskan
dan dikembangkan. Biasanya, untuk memperoleh hasil kerja yang optimal,
dilibatkan juga suatu diskusi yang sangat hati-hati di antara orang-orang
kreatif.
3.
Dalam sebuah biro
iklan, langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan persentasi dihadapan
pengiklan atau klien untuk memperoleh persetujuan sebelum rancangan iklan yang
telah dibuat diproduksi dan dipublikasikan melalui media-media yang telah
ditetapkan. . (Rhenald Kasali, 2007: 81-82)
2.2.3
Media
Radio
Radio
tergolong sebagai media elektronik. Sebagai medi8a komunikasi massa lainnya
radio kekhasan tersendiri Radio memiliki sejumlah fungsi, seperi
mentransmidikan pesan, mendidik membujuk, membujuk dan menghibur. Dalam
penyampaian pesannya, radio bisa mengambil model komunikasi apa saja. Entah itu
model satu arah, maupun dua arah. Model satu arah mengasumsikan radio sebagai
komunikator tunggal yang menyampaikan pesan kepada khalayak pasif. Sedangkan
model dua arah memosisikan radio sebagai komunikator yang melakukan interaksi
timbal balik dengan khalayak aktif. Kecenderungannya memang kini lebih banyak
acara-acara unteraktif radio. Dengan selogan “sahabat bagi siapa saja”, agak
sulit jika radio bertahan dengan model komunikasi klasik yang bersifat linear atau satu arah. Radio semacam itu
akan ditinggalkan oleh para pendengar yang merasa tidak terlibat dalam program
yang diudarakan. (Santi Indra Astuti, 2008 : 39)
2.3.1 Jenis-jenis Radio Spot
Ada beberapa
jenis radio spot, yaitu :
1.
Developmental Message (pesan pembangunan),
berisi pesan-pesan pembangunan nasional bertujuan meningkatkan kesadaran
motivasi, dan peran serta masyarakat dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila.
2.
Public Service Announcement (pesan layanan masyarakat),
berisi muatan pengumuman atau pesan tertentu bertujuan memupuk pengetahuan
masyarakat tentang berbagai hal tertentu (barang maupun jasa) yang menyangkut
kepentingan masyarakat luas.
3.
Program promotion (promosi acara siaran),
berisi informasi dan kampanye berbagai acara siaran
bertujuan memperkenalkn acara baru, mempertahankan acara yang ada, mengingatkan
acara-acara penting/pokok dan menjual acara-acara tertentu pada stasiunnya
sendiri.
4.
Radio commercial (spot iklan radio), kampanye
iklan layanan masyarakat dengan menggunakan media radio merupakan salah satu
alternatif dari beberapa media yang ada. Penggunaan media ini dapat dijadikan
pendukung (media sekunder) dari media utama (media primer) yang digunakan,
misalnya televisi. Tujuannya pun sebagai reminder (pengingat) akan
pesan yang disampaikan pada media sebelumnya. Tapi tidak menutup kemungkinan
radio dijadikan sebagai media primer untuk mengkampanyekan iklan layanan
masyarakat karena beberapa alasan, sebagai contoh : khalayak sasaran dari iklan
layanan masyarakat X adalah pihak yang berpotensi besar mendengarkan radio
karena hanya itu media yang mampu dijangkau. (http://ramakertamukti.wordpress.com/2009/02/19/penyusunan-dalam-radio-spot/)
2.3.2
Iklan Radio
Beriklan dengan
media radio berarti menuntut kemampuan mendengar dari target audience
sebagai pendengar. Agar target audience tertarik untuk mendengar apa
yang diiklankan, maka perlu diperhatikan empat hal dalam penyusunan radio spot:
1
Menarik perhatian;
2
Memuat tema atau topik
tunggal;
3
Mengandung inti pesan;
4
Mampu memandu penyusunan
kalimat berikutnya.
Terdapat tiga
macam peralatan dalam menyampaikan pesan melalui iklan radio atau radio spot :
1
Suara Manusia,
suara manusia baik suara pemeran
percakapan (voice) maupun suara penyiar (announcer), adalah
elemen yang paling penting. Suara-suara tersebut dapat terdengar dalam suatu jingles,
dialog, maupun pemberitahuan. Kebanyakan iklan radio memiliki suara penyiar,
baik sebagai suara utama, maupun menjadi penutup iklan dengan identifikasi
produk. Dialog diperankan oleh orang-orang yang bisa memberi imajinasi seperti
keadaan sesungguhnya.
2
Musik, musik adalah elemen penting lainnya. Banyak
iklan radio yang menampilkan musik instrumental saja, tetapi tidak sedikit yang
berupa jingle. Musik yang sederhana dan mudah, baik nada maupun lirik akan
dapat dengan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh pendengarnya dalam
berbagai kesempatan. Apalagi jika dinyanyikan oleh penyanyi yang sedang menjadi
pujaan publik. Musik juga dapat digunakan sebagai ilustrasi latar belakang di
dalam dialog. Yang harus diperhatikan adalah jangan sampai ada suara yang
bertabrakan.
3
Efek suara,
efek suara dapat banyak membantu dalam
pembuatan iklan radio. Efek suara ini bisa merupakan suara aneh yang dapt
menarik perhatian pendengar, atau suara latar belakang yang memberi kesan hidup
pada suatu percakapan. Suara ombak berdebur misalnya, bisa memberi imajinasi
suatu percakapan yang berlangsung di pantai. Begitu juga suara-suara piring
pecah, derit ban mobil, hingar bingar lalu lintas yang mengalami kemacetan, dan
suara-suara lainnya. (http://ramakertamukti.wordpress.com/2009/02/19/penyusunan-dalam-radio-spot/)
2.3.3 Format Radio
Script
iklan radio bentuknya seperti menulis naskah sandiwara atau screenplay.
Script ditulis dengan bahasa lisan atau percakapan. Jadi tidak
terlalu gramatikal, kecuali untuk lucu-lucuan. Dalam hal ini, bahasa lebih
penting dari pada tata bahasa. Tentu saja dengan siapa kita berbicara atau
siapa target audience kita, jangan pernah dilupakan.
Berbeda dengan iklan media cetak, iklan di radio mempunyai bahasa,
batasan waktu, dan peristilahan yang khusus. Script iklan
radio menggunakan kode tertentu yg diketahui secara umum oleh
kalangan periklanan. Waktu untuk iklan radio dibatasi oleh durasi, dan dihitung
berdasarkan detik. Biasanya ketententuan pengaturan waktu dalam iklan radio
sebagai berikut:
1
Umumnya
60 detik (ada yang 30 atau 45 detik);
2
5-10
detik pertama sbg building situation (pendengar sudah tahu setting dan
tokoh);
3
detik
ke-11 sampai ddengan 45 berisi konflik;
4
detik
ke-45 hingga 60 berisi solusi.
Oleh karena itu, selalu sediakan stopwatch pada saat Anda
menulis script iklan radio. Untuk keamanan dalam penyiaran (agar tidak
terpotong oleh acara lain di radio), sebaiknya durasi dibuat dua atau tiga
detik lebih pendek. Misalnya durasi 60 detik, buatlah 58 detik. Walaupun
terkadang ada juga media radion yang mau memberi toleransi beberapa detik.
Mintalah bagian Media untuk bertanya kepada pengelola stasiun radio tentang ada
tidaknya toleransi itu.
Untuk membuat iklan radio lebih menarik, tidak datar, dan tidak
membosankan, buatlah semacam ucapan atau kata-kata pemancing perhatian di akhir
dialog. Dalam bahasa Inggris biasanya disebut dengan book.
2.3.4 Karakteristik radio
Radio merupakan media audituf dan atraktif, artinya mengandalkan pendengaran untuk menyapa pendengar. Bagi si pendengar, radio seperti berbicara dengannya. Karena itulah, maka iklan di radio memiliki karakteristik sebagai berikut.
1
Theater of the mind, artinya iklan yang didengar harus mampu menghasilkan pesan yang "bermain-main” di benak pendengar.
Dengan kata lain, iklan itu harus mampu menyebabkan pendengar berimajinasi
mengenai pesan iklan yang disampaikan;
2
Pribadi, artinya media yang paling intim
dengan khalayak sasaran. Iklan di radio seperti tidak berjarak. Pesannya
seperti orang yang berbicara langsung dengan kita. Itu adalah keunggulan utama
radio yaitu adanya suara manusi yang dalam banyak hal bias dirasakan lebih
akrab;
3
Radio kurang menjadi perhatian
penuh pendengarnya, dengan
demikian, iklan di radio didengarkan sambil melakukan pekerjaan lain. Ini
merupakan tantangan utama bagi pemasang iklan radi, dengan demikian, menyangkut
upaya menarik perhatian khalayak sasaran agar untuk sesaat mengalihkan
perhatiannya secara penuh dan mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan.
4
Intrusif,
selain menggunakan musik yang sederhana dan enak serta lirik yang mudah dan
diulang-ulang sehingga perhatian pendengar diharapkan dapat direbut. Strategi
lain yang digunakan adalah intrusive, yang berarti secara harfiah yaitu merebut
perhatian pendengar secara paksa. Strategi ini di lakukan dengan menggunakan
suara-suara yang tidak asing lagi di
telinga pendengar. Misalnya, suara khas seseorang figure masyarakat dalam dunia show
biz.( Rhenald Kasali, 2007 : 91).
2.5
Produksi
Iklan Radio
2.5.1
Proses Produksi Iklan
Radio
Berikut
ini merupakan proses produksi iklan radio yang diantaranya adalah sebagai
berikut:
1
Merekam
Script,
pesan iklan dalam radio disampaikan
melalui suara, yaitu suara orang, suara musik, ataupun efek-efek suara lainnya
yang bias kita dengar sehari-hari. Script
dituls dan dirancang untuk direkam di studio rekaman. Peristilahan yang dipakai
harus dipahami oleh operator studio rekaman;
2
Scriptwriter,
harus terlebih dahulu membicarakan dengan operator studio rekaman. Bagaimana script itu direkam, siapa pembawa
suaranya yang cocok, sound efek apa yang dibutuhkan, dan musik yang bagaimana
yang akan menjadi latar belakang, dan sebagainya. Rekaman master untuk radio biasanya dibuat dalam pita DAT (Digital Audio Track) agar mutu suaranya
terjamin. Untuk copies yang akan dikirim ke stasiun-stasiun radio biasanya
dibuat dalam pita kaset biasa. Sekarang bias juga mempergunakan compack disk (CD) untuk rekaman
ini.
3
Memilih
Suara Orang (Voice Talent), setiap orang mempumyai
karakteristik suara yang berbeda daru segi artikulasi (pengucapan kata-kata) , pitc (tinggi rendahnya bunyi), maupun vibras-inya (getaran). Volume dan speed dapat diatur. Suara manusia baik suara pemeran percakapan (voice)
maupun suara penyiar (announcer), adalah elemen yang paling penting.
Suara-suara tersebut dapat terdengar dalam suatu jingles, dialog,
maupun pemberitahuan. Kebanyakan iklan radio memiliki suara penyiar, baik
sebagai suara utama, maupun menjadi penutup iklan dengan identifikasi produk.
Dialog diperankan oleh orang-orang yang bisa memberi imajinasi seperti keadaan
sesungguhnya;
4
Memilih
Ilustrasi Musik dan SFX, unsur yang juga
sangat penting dalam iklan untuk media elektronik adalah ilustrasi musik dan
SFX yang tidak bias di lakukan di media cetak. Memanfaatkan kedua hal ini
seoptimal mungkin. Musik dan SFX biasanya mampu meningkatkan memorability (daya ingat) terhadap pesan
iklan..
Jadi musik dan
lagu bias sangat membantu dalam meningkatkan memorability kosumen terhadap
produk. Ada kalanya sebuah iklan radio hanya terdiri dari lagu atau jingle yang sengaja dibuat (composed). Namun ada juga lagu atau
ilustrasi musik yang diambil dari library studio rekaman. Untuk penggunaan musik
atau lagu library, kita harus
hati-hati. Periksa dulu apakah lagu itu sudah menciptakan public property seperti kebanyakan lagu-lagu klasik ataukah masih
ada pemegang hak ciptanya sehingga kita berkewajiban untuk meminta izin dan
membayar royalty untuk penggunaan
lagu tersebut kepada pemegang hak ciptanya. (Madjadikara, 2005 : 78-81).
0 komentar:
Posting Komentar