Personal

Rabu, 05 Desember 2012

( BAB II ) LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN IKLAN PROMO DJARUM SUPER


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Pengertian Iklan
Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan dapat di definisikan sebagai pesan yang menwarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. (Rhenald Kasali, 2007 : 9).
            Iklan itu sendiri merupakan kandungan utama dri manajemen promosi yang menggunakan ruang media bayaran guna menyampaikan pesan. Kebanyakan bentuk iklan diarahkan kepada kelompok-kelompok spesifik dengan siapa pengiklan ingin berkomunikasi (Lwim & Aitchison, 2002 : 15).
            Secara Garis besar iklan juga terbagi kedalam dua tipe sifat, iklan komersil dan non komersil. Iklan komersil adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Sedangkan iklan non komersial adalah sebuah bagian kampanye social marketing yang bertujuan “menjual” gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. (Majadikara, 2005 : 17).


2.1.1    Tujuan Iklan
Tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi. Periklanan adalah komunikasi massa dan harus dibayar untuk menciptakan kesadaran (awareness), menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.
Secara garis besar, tujuan iklan biasa dikategorikan menurut tujuan spesifiknya, yaitu apakah tujuannya memberikan informasi, membujuk atau mengingatkan.
1.            Iklan Informatif umumnya dianggap sangat penting untuk peluncuran kategori baru, dimana tujuannya adalah merangsang permintaan awal;
2.            Iklan persuasif sangat penting apabila mulai tercipta tahap persaingan, dimana tujuan iklan adalah membangun preferensi pada merk tertentu. Iklan persuasif juga bias terdorong menjadi comparartive advertising, yang membandingkan secara eksplisit atribut 2 merk atau lebih;
3.            Iklan yang bertujuan mengingatkan (reminder advertising) lebih cocok untuk produk yang sudah memasuki tahap kedewasaan. Sasaran atau tujuan iklan (advertising goal) adalah tugas komunikasi spesifik yang harus dicapai  pada audiens spesifik dalam periode waktu tertentu.

Tujuan iklan juga semestinya merupakan kelanjutan atau turunan dari keputusan perushaan sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning, dan bauran pemasaran. Selain itu tujuan iklan harus didasarkan pada analisis mendalam situasi pasar terkini. (Sulaksana, 2003 : 91 – 93).

2.2              Fungsi Periklanan
Menurut Shimp (2003) fungsi-fungsi periklanan, sebagai berikut :
1.                  Memberikan Informasi (Informing), Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.
Periklanan ini merupakan bentuk komunikasi yang berkemampuan menjangkau khalayak secara luas dengan biaya yang relatif rendah. Periklanan ini memfasilitasi pengenalan produk/merek baru, meningkatkan jumlah permintaan produk/merek-merek yang sudah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran (TOMA = top of mind awareness) di benak konsumen, serta mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek-merek yang sudah ada. Contohnya iklan:
·         Gatorade, yang awalnya digunakan selama aktivitas atletik berat, diiklankan untuk menggantikan cairan-cairan yang hilang selama terkena flu.
·         Special K, sereal untuk sarapan pagi, diiklankan untuk cemilan di sore atau malam hari.
2.                  Membujuk (Persuading), Periklanan yang efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk yang diiklankan.Terkadang persuasi tersebut berbentuk mempengaruhi permintaan primer yaitu menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Iklan yang dibuat harus mampu membujuk konsumen untuk memilih merek tertentu, menganjurkan untuk membeli produk merek tertentu, membujuk pelanggan untuk menerima merek yang diiklankan, serta membujuk pelanggan untuk membeli sekarang juga produk yang diiklankan;
3.                  Mengingatkan (Reminding), Iklan dapat menjaga merek agar tetap segar dalam ingatan konsumen, dan produk yang diiklankan tidak hilang dari ingatan. Saat munculnya kebutuhan yang berhubungan dengan produk yang diiklankan, konsumen akan segera ingat dengan merek yang diiklankan di masa lalu dan akhirnya membeli produk tersebut.
Periklanan ini dapat meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian terhadap merek yang mungkin tidak akan dipilih, serta mampu mempengaruhi pengalihan merek (brand switching);
4.                   Memberikan nilai tambah (Adding Value), Iklan berfungsi memberikan nilai tambah bagi perusahaan akan tiga hal yang mendasar yaitu, terjadinya inovasi, penyempurnaan kualitas, atau perubahan persepsi konsumen.
Misalkan iklan Sari puspa yang berubah menjadi Softwell International dengan maksud untuk membuat perubahan dalam persepsi konsumen;
5.                  Membantu/mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan (Assisting), Iklan yang telah dilakukan perusahaan dapat memberikan informasi pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggannya. Periklanan ini memungkinkan digunakan sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan, seperti kupon-kupon dan undian, serta upaya penarik perhatian berbagai perangkat promosi penjualan tersebut. Periklanan juga dapat meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnya. Contohnya, para konsumen dapat mengetahui kemasan-kemanasan produk di toko dan lebih mudah mengenali produk setelah melihat iklan produk tersebut di televisi.  (http://ken-iklan2.blogspot.com/).

Keputusan konsumen untuk membeli tergantung tergantung pada banyak factor. Konsumen baru membeli bila unsure-unsur lain-selain iklan- sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan finansialnya. Misalnya, apakah produknya benar-benar bagus seperti yang diiklankan. Apakah produk tersebut benar-benar bias memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen? Apakah harganya dianggap reasonable (wajar/terjangkau) sehingga dia mampu membelinya. Apakah produknya mudah didapat, dan sebagainya. (Madjadikara, 2005 : 63-64).
Orang atau konsumen membeli atau tidak membeli biasanya didasarkan pada bagaimana kualitas produk yang sesungguhnya (tentunya dibandingkan debgan competitor untuk kategori yang sama, bila ada), bagaimana harganya (wajar atau tidak, mampu atau tidak konsumen membelinya), lalu adakah kemudahan untuk mendapatkan produknya (berkaitan dengan system distribusinya), kemudian, apakah orang tahu tentang produk tersebut, kegunaannya, kelebihannya? Yang terakhir ini berkaitan dengan upaya periklanannya. Jadi, pada dasarnya iklan hanya berfungsi memberikan konsumen atau calon konsumen tentang sebuah produk (iatilahnya: menciptakan awareness pada khalayak sasaran) (Madjadikara, 2005 : 91).
2.3       Definisi Sponsor
Seseorang atau badan yang melaksanakan tanggungjawab tertentu yang terkait dengan beberapa orang atau kelompok atau beberapa kegiatan, seperti menjadi pendukung, penyokong, penasihat, penanggung, jaminan, dll. Dalam rangka usaha untuk memberikan yang lebih dari “menngunakan” kesan. Sponsor dapat dan membangun kredibilitas yang mensponsori ataupun yang disponsori. (www.english-test.net/toeic/vocabulary/words/174/toeic-definitions.php)

2.2.1        Kreatif
Kata “kreatif” sering kali digunakan oleh para pengguna bahasa, baik untuk tujuan positif maupun negatif. Secara singkat dan sederhana pengertian “kreatif” dapat didefinisikan sebagau berikut : Suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi masalah tertentu, yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah, dengan cara yang baru tau unik yang berbeda dan lebih dari sebelumnya (Creative Education Foundation), (Madjadikara, 2005 : 55)
Orang kreatif adalah para professional yang bertanggung jaewab terhadap, pekerjaan kreatif . mereka biasa dikenal antara lain sebagai pengarah kreatif, penulis naskah, pengarah seni atau produser. (Rhenald Kasali, 2007 : 80).

2.2.2        Konsep Kreatif
Berkaitan untuk menghasilkan iklan radio yang baik diperlukan konsep kreatif yang dapat menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDCA, yang terdiri dari :
1.                  attention (perhatian);
2.                  Interest (minat);
3.                  Desire (kebutuhan/keinginan);
4.                  Convection (rasa percaya);
5.                  Action (tindakan).
Pembuatan iklan bukan semata-mata menulis judul, deskripsi, serta nama alamat produsen. Untuk mendapatkan perhatian. Rangkaian suara manusia, music, effect suara harus dipilah-pilah sehingga tampak lebih ringkas atau malah lebih panjang tergantung pada kebutuhan. Setelah usaha prhatian calon pembeli sdah dirumuskan, persoalan yang baru adalah bagaimana gar mereka berminat dan ingin yahu lebih lanjut.untuk itu mereka harus dirangsang agar mau mengikuti pesan-pesan yang disampaikan. Dengan demikian penggunaan kata-kata kalimat pembuka sebaiknya bias merangsang untuk tahu lebih lanjut. (Rhenald Kasali, 2007 : 83-85)
Tidak ada gunanya menyenangkan calon pembeli dengan rangkaian kata-kata gembira melalui sebuah iklan, kecuali iklan tersebut berhasil menggerakan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. Kebutuhan mereka untuk memiliki atau keinginan mereka untuk memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu yang harus dibangkitkan. Untuk menimbulkan rasa percaya pada diri calon pembeli, sebuah iklan dapat ditunjang  berbagai macam kegiatan peragaan seperti testimonial atau pembuktian, membagi-bagikan percontoh secara gratis. Dan menyodorkan pandangan positif dari tokoh-tokoh masyarakat terkemuka serta hasil pengujian oleh pihak ketiga, misalnya, hasil pengujian Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian, lembaga swadaya masyarakat, dan laboratorium swasta terkemuka, atau perguruan tinggi. Persoalan seperti itu memang sudah ada di luar jangkauan periklanan, akan tetapi efektivitas ikla. Sekali lagi, tidak ditentukan ole penampilan iklan itu sendiri. (Rhenald Kasali, 2007 : 85-86)
Banyak kata-kata yang digunakan dalam naskah iklan untuk membujuk calon pembeli. Khususnya untuk iklan tahap pengenalan produk ataupun meningkatkan jumlah penjualan produk. Sebagai contoh kata-kata itu antara lain beli, ambil, hubungi, dapatkan, pergilah datanglah, ceritakan, selamatkan, berikan, dan lain-lain. (Rhenald Kasali, 2007 : 86-87).

2.2.2    Perumusan Strategi Kreatif
Menurut Gilson dan Berkman, proses perumusan suatu strategi kreatif terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
1.                  Mengumpulkan dan mempersiapkan informasi pemasaran yang tepat agar orang-orang kreatif dapat dengan segera menemukan strategi kreatif mereka. Biasanya informasi yang akan sangat bermanfaat adalah informasi yang menyangkut rencana pemasaran dan komunikasi, hasil penelitian tentang konsumen sasaran, data-data tentang produk, persaingan di pasar, serta rencana dasar tentang strategi media, yaitu menyangkut kapan dan dalam media apa saja iklan itu akan dimunculkan. Informasi ini sebaiknya tidak berasal dari satu sumber saja, karena sumber informasi yang beragam memungkinkan peroleha yang perspektif atau wawasan yang lebih luas. Atau seperti kata Leo Burnett, juga seorang pakar periklanan caliber internasional dari Amerika Serikat, keingintahuan tentang seluruh aspek kehidupan manusia masih merupakan kunci sukses bagi orang-orang kreatif. Hanya, mungkin perlu diperhatikan mana sumber yang layak dipercaya dan mana yang tidak.
2.                  Selanjutnya orang-orang kreatif harus membenamkan diri mereka ke dalam informasi-informasi tersebut untuk menetapkan suatu posisi atau platform dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang akan dihasilkan. Kedua hal ini akan memberikan gambaran yang jelas kepada orang-orang kreatif mengenai cara yang paling efektif, berikut berbagai kendalanya, untuk mengkomunikasikan posisi tersebut dengan suatu pesan iklan yang dapat ditangkap secara efektif oleh konsumen dan kemudian ditanggapi. Pada tahap inilah ide-ide, yang merupakan jantung dari seluruh proses perumusan strategi kreatif, dicetuskan dan dikembangkan. Biasanya, untuk memperoleh hasil kerja yang optimal, dilibatkan juga suatu diskusi yang sangat hati-hati di antara orang-orang kreatif.
3.                  Dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan persentasi dihadapan pengiklan atau klien untuk memperoleh persetujuan sebelum rancangan iklan yang telah dibuat diproduksi dan dipublikasikan melalui media-media yang telah ditetapkan. . (Rhenald Kasali, 2007: 81-82)

2.2.3        Media Radio
Radio tergolong sebagai media elektronik. Sebagai medi8a komunikasi massa lainnya radio kekhasan tersendiri Radio memiliki sejumlah fungsi, seperi mentransmidikan pesan, mendidik membujuk, membujuk dan menghibur. Dalam penyampaian pesannya, radio bisa mengambil model komunikasi apa saja. Entah itu model satu arah, maupun dua arah. Model satu arah mengasumsikan radio sebagai komunikator tunggal yang menyampaikan pesan kepada khalayak pasif. Sedangkan model dua arah memosisikan radio sebagai komunikator yang melakukan interaksi timbal balik dengan khalayak aktif. Kecenderungannya memang kini lebih banyak acara-acara unteraktif radio. Dengan selogan “sahabat bagi siapa saja”, agak sulit jika radio bertahan dengan model komunikasi klasik yang bersifat linear atau satu arah. Radio semacam itu akan ditinggalkan oleh para pendengar yang merasa tidak terlibat dalam program yang diudarakan. (Santi Indra Astuti, 2008 : 39)
2.3.1    Jenis-jenis Radio Spot
Ada beberapa jenis radio spot, yaitu :
1.                  Developmental Message (pesan pembangunan), berisi pesan-pesan pembangunan nasional bertujuan meningkatkan kesadaran motivasi, dan peran serta masyarakat dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
2.                  Public Service Announcement (pesan layanan masyarakat), berisi muatan pengumuman atau pesan tertentu bertujuan memupuk pengetahuan masyarakat tentang berbagai hal tertentu (barang maupun jasa) yang menyangkut kepentingan masyarakat luas.
3.                  Program promotion (promosi acara siaran), berisi informasi dan kampanye berbagai acara siaran bertujuan memperkenalkn acara baru, mempertahankan acara yang ada, mengingatkan acara-acara penting/pokok dan menjual acara-acara tertentu pada stasiunnya sendiri.
4.                  Radio commercial (spot iklan radio), kampanye iklan layanan masyarakat dengan menggunakan media radio merupakan salah satu alternatif dari beberapa media yang ada. Penggunaan media ini dapat dijadikan pendukung (media sekunder) dari media utama (media primer) yang digunakan, misalnya televisi. Tujuannya pun sebagai reminder (pengingat) akan pesan yang disampaikan pada media sebelumnya. Tapi tidak menutup kemungkinan radio dijadikan sebagai media primer untuk mengkampanyekan iklan layanan masyarakat karena beberapa alasan, sebagai contoh : khalayak sasaran dari iklan layanan masyarakat X adalah pihak yang berpotensi besar mendengarkan radio karena hanya itu media yang mampu dijangkau. (http://ramakertamukti.wordpress.com/2009/02/19/penyusunan-dalam-radio-spot/)

2.3.2        Iklan Radio
Beriklan dengan media radio berarti menuntut kemampuan mendengar dari target audience sebagai pendengar. Agar target audience tertarik untuk mendengar apa yang diiklankan, maka perlu diperhatikan empat hal dalam penyusunan radio spot:
1            Menarik perhatian;
2            Memuat tema atau topik tunggal;
3            Mengandung inti pesan;
4            Mampu memandu penyusunan kalimat berikutnya.
Terdapat tiga macam peralatan dalam menyampaikan pesan melalui iklan radio atau radio spot :
1            Suara Manusia, suara manusia baik suara pemeran percakapan (voice) maupun suara penyiar (announcer), adalah elemen yang paling penting. Suara-suara tersebut dapat terdengar dalam suatu jingles, dialog, maupun pemberitahuan. Kebanyakan iklan radio memiliki suara penyiar, baik sebagai suara utama, maupun menjadi penutup iklan dengan identifikasi produk. Dialog diperankan oleh orang-orang yang bisa memberi imajinasi seperti keadaan sesungguhnya.
2            Musik, musik adalah elemen penting lainnya. Banyak iklan radio yang menampilkan musik instrumental saja, tetapi tidak sedikit yang berupa jingle. Musik yang sederhana dan mudah, baik nada maupun lirik akan dapat dengan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh pendengarnya dalam berbagai kesempatan. Apalagi jika dinyanyikan oleh penyanyi yang sedang menjadi pujaan publik. Musik juga dapat digunakan sebagai ilustrasi latar belakang di dalam dialog. Yang harus diperhatikan adalah jangan sampai ada suara yang bertabrakan.
3            Efek suara, efek suara dapat banyak membantu dalam pembuatan iklan radio. Efek suara ini bisa merupakan suara aneh yang dapt menarik perhatian pendengar, atau suara latar belakang yang memberi kesan hidup pada suatu percakapan. Suara ombak berdebur misalnya, bisa memberi imajinasi suatu percakapan yang berlangsung di pantai. Begitu juga suara-suara piring pecah, derit ban mobil, hingar bingar lalu lintas yang mengalami kemacetan, dan suara-suara lainnya. (http://ramakertamukti.wordpress.com/2009/02/19/penyusunan-dalam-radio-spot/)
2.3.3    Format Radio
Script iklan radio bentuknya seperti menulis naskah sandiwara atau screenplay. Script ditulis dengan bahasa lisan atau percakapan. Jadi tidak  terlalu gramatikal, kecuali untuk lucu-lucuan. Dalam hal ini, bahasa lebih penting dari pada tata bahasa. Tentu saja dengan siapa kita berbicara atau siapa target audience kita,  jangan pernah dilupakan.
Berbeda dengan iklan media cetak, iklan di radio mempunyai  bahasa, batasan waktu, dan peristilahan yang khusus. Script  iklan radio  menggunakan  kode tertentu yg diketahui secara umum oleh kalangan periklanan. Waktu untuk iklan radio dibatasi oleh durasi, dan dihitung berdasarkan detik. Biasanya ketententuan pengaturan waktu dalam iklan radio sebagai berikut:
1                    Umumnya 60 detik (ada yang 30 atau 45 detik);
2                    5-10 detik pertama sbg building situation (pendengar sudah tahu setting dan tokoh);
3                    detik ke-11 sampai ddengan 45 berisi konflik;
4                    detik ke-45 hingga 60 berisi solusi.
Oleh karena itu, selalu sediakan stopwatch pada saat Anda menulis script iklan radio. Untuk keamanan dalam penyiaran (agar tidak terpotong oleh acara lain di radio), sebaiknya durasi dibuat dua atau tiga detik lebih pendek. Misalnya durasi 60 detik, buatlah 58 detik. Walaupun terkadang ada juga media radion yang mau memberi toleransi beberapa detik. Mintalah bagian Media untuk bertanya kepada pengelola stasiun radio tentang ada tidaknya toleransi itu.
Untuk membuat iklan radio lebih menarik, tidak datar, dan tidak membosankan, buatlah semacam ucapan atau kata-kata pemancing perhatian di akhir dialog. Dalam bahasa Inggris biasanya disebut dengan book.
2.3.4    Karakteristik radio

Radio merupakan media audituf dan atraktif, artinya mengandalkan pendengaran untuk menyapa pendengar. Bagi si pendengar, radio seperti berbicara dengannya. Karena itulah, maka iklan di radio memiliki karakteristik sebagai berikut.

1                    Theater of the mind, artinya iklan yang didengar harus mampu menghasilkan pesan yang  "bermain-main” di  benak pendengar. Dengan kata lain, iklan itu harus mampu menyebabkan pendengar berimajinasi mengenai pesan iklan yang disampaikan;
2                     Pribadi, artinya  media yang paling intim  dengan khalayak sasaran. Iklan  di radio seperti tidak berjarak. Pesannya seperti orang yang berbicara langsung dengan kita. Itu adalah keunggulan utama radio yaitu adanya suara manusi yang dalam banyak hal bias dirasakan lebih akrab;
3                    Radio kurang  menjadi perhatian penuh pendengarnya, dengan demikian, iklan di radio didengarkan sambil melakukan pekerjaan lain. Ini merupakan tantangan utama bagi pemasang iklan radi, dengan demikian, menyangkut upaya menarik perhatian khalayak sasaran agar untuk sesaat mengalihkan perhatiannya secara penuh dan mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan.
4                     Intrusif, selain menggunakan musik yang sederhana dan enak serta lirik yang mudah dan diulang-ulang sehingga perhatian pendengar diharapkan dapat direbut. Strategi lain yang digunakan adalah intrusive, yang berarti secara harfiah yaitu merebut perhatian pendengar secara paksa. Strategi ini di lakukan dengan menggunakan suara-suara  yang tidak asing lagi di telinga pendengar. Misalnya, suara khas seseorang figure masyarakat dalam dunia show biz.( Rhenald Kasali, 2007 : 91).

2.5              Produksi Iklan Radio
2.5.1        Proses Produksi Iklan Radio
Berikut ini merupakan proses produksi iklan radio yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1                    Merekam Script, pesan iklan dalam radio disampaikan melalui suara, yaitu suara orang, suara musik, ataupun efek-efek suara lainnya yang bias kita dengar sehari-hari. Script dituls dan dirancang untuk direkam di studio rekaman. Peristilahan yang dipakai harus dipahami oleh operator studio rekaman;
2                    Scriptwriter, harus terlebih dahulu membicarakan dengan operator studio rekaman. Bagaimana script itu direkam, siapa pembawa suaranya yang cocok, sound efek apa yang dibutuhkan, dan musik yang bagaimana yang akan menjadi latar belakang, dan sebagainya. Rekaman master untuk radio biasanya dibuat dalam pita DAT (Digital Audio Track) agar mutu suaranya terjamin. Untuk copies yang akan dikirim ke stasiun-stasiun radio biasanya dibuat dalam pita kaset biasa. Sekarang bias juga mempergunakan compack disk (CD) untuk rekaman ini.
3                    Memilih Suara Orang (Voice Talent), setiap orang mempumyai karakteristik suara yang berbeda daru segi artikulasi (pengucapan kata-kata) , pitc (tinggi rendahnya bunyi), maupun vibras-inya (getaran). Volume dan speed dapat diatur. Suara manusia baik suara pemeran percakapan (voice) maupun suara penyiar (announcer), adalah elemen yang paling penting. Suara-suara tersebut dapat terdengar dalam suatu jingles, dialog, maupun pemberitahuan. Kebanyakan iklan radio memiliki suara penyiar, baik sebagai suara utama, maupun menjadi penutup iklan dengan identifikasi produk. Dialog diperankan oleh orang-orang yang bisa memberi imajinasi seperti keadaan sesungguhnya;
4                    Memilih Ilustrasi Musik dan SFX, unsur yang juga sangat penting dalam iklan untuk media elektronik adalah ilustrasi musik dan SFX yang tidak bias di lakukan di media cetak. Memanfaatkan kedua hal ini seoptimal mungkin. Musik dan SFX biasanya mampu meningkatkan memorability (daya ingat) terhadap pesan iklan..
Jadi musik dan lagu bias sangat membantu dalam meningkatkan memorability kosumen terhadap produk. Ada kalanya sebuah iklan radio hanya terdiri dari lagu atau jingle yang sengaja dibuat (composed). Namun ada juga lagu atau ilustrasi musik yang diambil dari library studio rekaman. Untuk penggunaan musik atau lagu library, kita harus hati-hati. Periksa dulu apakah lagu itu sudah menciptakan public property seperti kebanyakan lagu-lagu klasik ataukah masih ada pemegang hak ciptanya sehingga kita berkewajiban untuk meminta izin dan membayar royalty untuk penggunaan lagu tersebut kepada pemegang hak ciptanya. (Madjadikara, 2005 : 78-81).

0 komentar: