Sistem Reproduksi
Manusia adalah sebuah sistem yang dimiliki manusia untuk bisa melangsungkan
kehidupannya sehingga tidak terhenti dan hilang atau punah dari dunia ini.
Manusia bertahan di dunia karena mereka memiliki kemampuan untuk melakukan
reproduksi. Reproduksi inilah yang menjadi pusat dari siklus kehidupan manusia,
ada yang mati dan ada yang dihidupkan.
A.
Kelainan
pada Sistem Reproduksi Pria
Kelainan pada Sistem Reproduksi Pria Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan
interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron.
Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi
dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi
hormon.
1.
Disfungsi
erektil
Disfungsi
erektil yang disebut impotens, adalah ketidak mampuan untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi yang cukup
untuk menyelesaikan koitus. Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi ereksi, ketidak mampuan untuk mencapai ereksi yang keras atau detumescence (menghilangkan ereksi) yang cepat.
untuk menyelesaikan koitus. Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi ereksi, ketidak mampuan untuk mencapai ereksi yang keras atau detumescence (menghilangkan ereksi) yang cepat.
2.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun
dari rongga abdomen kedalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat
ditangani dengan pemberian hormon humanchorionic gonadotropin untuk merangsang
terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
3.
Ejakulasi
Premature
Ejakulasi premature terjadi ketika pria tidak dapat secara sadar
mengontrol reflex ejakulasi dan sekali terangsang, pria akan langsung mencapai
orgasme atau segera setelah masuk ke liang vagina (intromisi). Kondisi ini
merupakan disfungsi umum pada pria.
4.
Ejakulasi
Lambat
Ejakulasi Lambat (Retarded
Ejaculation). Ejakulasi lambat adalah penghambatan imvolunter reflek ejakulasi.
berbagai respon mencakup ejakulasi okasional melalui hubungan seksual
ataustimulasi mandiri atau ketidakmampuan komplit untuk ejakulasi di bawah
segala situasi.
B.
Kelainan
Pada Reproduksi Wanita/Hipogonadisme
Jumlah
sekresi ovarium yang kurang dari normal dapat terjadi karena ovarium yang
terbentuk kurang sempurna, tidak terbentuk ovarium atau abnormalitas ovarium
secara genetic yang menyekresi hormon – hormon yang keliru karena tidak adanya
enzim di dalam sel – sel sekretoriknya.
Kelainan
dan penyakit pada sistem reproduksi menjadi ancaman bagi para wanita.
Berhati-hati dalam menjaga kebersihan organ intim pun menjadi sebuah aturan
pasti yang harus dipenuhi jika ingin terhindar dari hal-hal mengerikan tersebut.
Hati-hati
bila terjadi kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita. Sistem
reproduksi pada wanita sangatlah kompleks. Organ-organ reproduksi wanita
terdiri atas indung telur (sepasang) yang masing-masing terhubung pada rahim
(uterus) oleh saluran flofian. Organ lainnya adalah vagina, yakni lubang
penghubung antara rahim dengan alat genital luar.
Setiap
bulan, salah satu indung telur melepaskan sebuah telur ke saluran flopian. Jika
sel telur tersebut dibuahi, maka akan membenamkan diri ke dinding rahim untuk
memulai proses kehamilan. Jika telur tersebut tidak dibuahi, maka akan terkupas
bersama dinding rahim selama masa haid. Jika hal ini tidak terlalu dianggap
penting, kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi bisa mengancam Anda.
Kelainan dan Penyakit pada Sistem
Reproduksi - Organ Luar dan Organ Dalam.
Mengetahui
kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita berarti juga membicarakan
apa-apa saja yang menjadi bagian dari organ reproduksi tersebut. Organ-organ
luar dari sistem reproduksi wanita memiliki ukuran dan bentuk genital berbeda
untuk setiap wanita. Organ luar ini terdiri atas mons pubis, yakni daerah
jaringan lemak yang tertutup kulit dan ditumbuhi bulu kemaluan.
Organ
lainnya adalah sebagai berikut :
·
Labia mayora, yaitu dua bibir besar
dari kulit di sekitar kemaluan.
·
Labia minora, yaitu dua bibir
kecil dari kulit yang mengitari klitoris.
·
Klitoris, yaitu yang merupakan
analogi dari penis dan merupakan bagian paling peka dari alat genital. Klitoris
dapat membesar sampai dua kali ukuran semula dan berereksi selama aktivitas
seksual. Kelompok struktur ini disebut vulva.
Adapun
organ bagian dalam tersimpan dalam tulang panggul. Bagian dalam ini terdiri
atas dua indung telur dan saluran flopian, uterus cervix, dan vagina. Uterus
terletak di tengah tulang panggul dengan kandung kemih di depan dan rectum di
belakangnya. Tertopang kuat oleh ligamen elastik terlipat dua. Kelainan dan
penyakit pada sistem reproduksi tersebut juga mengancam organ dalam maupun
organ luar dari alat reproduksi wanita. Maka dari itu berhati-hatilah.
Kelainan dan Penyakit Pada Sistem
Reproduksi Wanita
Kelainan dan penyakit pada sistem
reproduksi memang menakutkan bagi siapapun, baik itu pria maupun wanita. Namun,
keluhan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi umumnya lebih banyak
mengancam kaum wanita.
Beberapa gejala atau kelainan dan
penyakit pada sistem reproduksi wanita antara lain sebagai berikut.
1. Haid yang Meresahkan
Haid yang
Meresahkan Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita ini mungkin akan
dikeluhkan bagi wanita yang memasuki masa puber. Amenorrhoea primer adalah
istilah untuk ketidakhadiran haid pada wanita yang tidak atau belum pernah
mendapatkan haid. Hal ini tidak perlu dicemaskan jika usia Anda belum 14 tahun.
Namun, jika usia Anda lebih dari itu, segera periksakan diri ke dokter.
Kematangan
alat reproduksi wanita memang ditandai dengan datangnya haid atau menstruasi.
Jika, haid belum juga datang sementara umur wanita tersebut sudah cukup, memang
menggelisahkan. Yang harus dipahami adalah, kematangan setiap wanita berbeda.
Ada yang lebih cepat matang, dan ada yang lambat. Jadi, sebaiknya Anda jangan
terlalu cemas dalam menyikapi kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
wanita yang satu ini. Tetapi, jika belum juga datang saat usia sudah menginjak
dewasa, ada baiknya untuk mengonsultasikan hal ini pada dokter.
Keresahan
yang ditimbulkan oleh haid lainnya adalah haid yang datang terlambat. Karena
hal ini bisa jadi merupakan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
wanita. Tapi, bisa juga justru sebagai pertanda baik. Tidak adanya haid dapat juga disebabkan
karena proses kehamilan. Hamil merupakan penyebab umum tidakhadiran haid pada
wanita yang aktif secara seksual di usia subur.
Selain hamil, pasca-melahirkan pun akan
menyebabkan tidak haid selama masih menyusui. Penyebab lainnya adalah gangguan
secara fisik atau psikis. Sakit atau stres memungkinkan haid datang terlambat
karena siklus hormon yang terganggu. Kelainan dan penyakit pada sistem
reproduksi wanita ini masih tergolong tidak begitu menakutkan.
2.
Haid
Berat
Kelainan
dan penyakit pada sistem reproduksi wanita selanjutnya yang masih berputar pada
masalah datang bulan adalah haid berat. Haid berat atau sering disebut
menorrhagia adalah haid yang mengeluarkan darah lebih banyak dari biasanya. Ada
sebagian wanita yang memang biasa haid lebih banyak dari wanita lain. Akan
tetapi, umumnya haid berlangsung selama 5 hari, dengan pendarahan hebat selama
3 hari pertama.
Haid berat dapat terjadi akibat dinding rahim
yang lebih tebal dari biasanya, kelainan pada dinding rahim, spiral KB (IUD),
dan fibroid (tumor jinak di dalam rahim). Jika pendarahan terlalu hebat, dan
habis dalam waktu dua sampai tiga hari, sebaiknya periksakan ke dokter. Karena
hal tersebut takutnya merupakan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
wanita. Mengingat haid yang wajar tidak seperti itu.
3.
Cairan
Vagina Tidak Wajar
Permasalahan
selanjutnya berkenaan dengan aktivitas produksi cairan vagina yang tidak wajar.
Umumnya, vagina tetap lembap dan bersih oleh cairan yang dikeluarkan jaringan
dinding vagina. Cairan tersebut terlihat sebagai cairan tipis keputih-putihan.
Jumlah dan kekentalan cairan ini berubah-ubah sesuai siklus haid dan dapat
bertambah di saat timbul gairah seksual, selama kehamilan, atau selama penggunaan
pil KB atau spiral KB.
Cairan-cairan yang tampak tidak wajar,
terutama jika disertai gatal dan panas di sekitar vagina atau nyeri di saat
berhubungan seks, bisa merupakan gejala adanya infeksi. Hal ini memerlukan
penanganan medis. Hati-hati, karena hal ini bisa jadi merupakan kelainan dan
penyakit pada sistem reproduksi wanita.
4.
Menopause
Menopause
adalah tanda berakhirnya masa-masa haid, yang berarti berakhirnya masa subur
seorang wanita. Tahun-tahun awal kejadian merupakan titik puncak atau perubahan
hidup. Menopause biasanya terjadi pada usia sekitar 50-an, namun bisa terjadi
lebih cepat atau lambat.
Anda sudah
boleh menduga menopause, jika usia 45 tahun belum mendapatkan haid dalam 6
bulan terakhir. Jika tidak terjadi pada usia yang tepat, hal ini bisa jadi
merupakan salah satu kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi.
Gejala-gejala umum menopause, yang
akan hilang dalam waktu setahun di awal berhentinya masa haid antara lain :
·
Ketidaklancaran dan sesekali
terjadi ketidakhadiran haid;
·
Gelombang demam (suhu tubuh
meningkat dan banyak berkeringat);
·
Berkeringat di malam hari;
·
Vagina kering akibat berkurangnya
pengeluaran cairan vagina, yang membuat persetubuhan jadi tidak nyaman;
·
Gangguan emosional, seperti
depresi, rewel, dan cengeng.
Kelainan dan penyakit pada sistem
reproduksi tersebut bisa jadi merupakan gejala awal dari datangnya penyakit
pada sistem reproduksi yang lebih serius, seperti kanker serviks.
0 komentar:
Posting Komentar