Personal

Jumat, 30 November 2012

Kelainan Reproduksi Pada Manusia


Sistem Reproduksi Manusia adalah sebuah sistem yang dimiliki manusia untuk bisa melangsungkan kehidupannya sehingga tidak terhenti dan hilang atau punah dari dunia ini. Manusia bertahan di dunia karena mereka memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi. Reproduksi inilah yang menjadi pusat dari siklus kehidupan manusia, ada yang mati dan ada yang dihidupkan.

A.       Kelainan pada Sistem Reproduksi Pria
Kelainan pada Sistem Reproduksi Pria Hipogonadisme Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron.
Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
1.    Disfungsi erektil
Disfungsi erektil yang disebut impotens, adalah ketidak mampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup
untuk menyelesaikan koitus. Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi ereksi, ketidak mampuan untuk mencapai ereksi yang keras atau detumescence (menghilangkan ereksi) yang cepat.
2.    Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen kedalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon humanchorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
3.    Ejakulasi Premature
Ejakulasi premature terjadi ketika pria tidak dapat secara sadar mengontrol reflex ejakulasi dan sekali terangsang, pria akan langsung mencapai orgasme atau segera setelah masuk ke liang vagina (intromisi). Kondisi ini merupakan disfungsi umum pada pria.
4.    Ejakulasi Lambat
Ejakulasi Lambat (Retarded Ejaculation). Ejakulasi lambat adalah penghambatan imvolunter reflek ejakulasi. berbagai respon mencakup ejakulasi okasional melalui hubungan seksual ataustimulasi mandiri atau ketidakmampuan komplit untuk ejakulasi di bawah segala situasi.

B.        Kelainan Pada Reproduksi Wanita/Hipogonadisme
Jumlah sekresi ovarium yang kurang dari normal dapat terjadi karena ovarium yang terbentuk kurang sempurna, tidak terbentuk ovarium atau abnormalitas ovarium secara genetic yang menyekresi hormon – hormon yang keliru karena tidak adanya enzim di dalam sel – sel sekretoriknya.
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi menjadi ancaman bagi para wanita. Berhati-hati dalam menjaga kebersihan organ intim pun menjadi sebuah aturan pasti yang harus dipenuhi jika ingin terhindar dari hal-hal mengerikan tersebut.
Hati-hati bila terjadi kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita. Sistem reproduksi pada wanita sangatlah kompleks. Organ-organ reproduksi wanita terdiri atas indung telur (sepasang) yang masing-masing terhubung pada rahim (uterus) oleh saluran flofian. Organ lainnya adalah vagina, yakni lubang penghubung antara rahim dengan alat genital luar.
Setiap bulan, salah satu indung telur melepaskan sebuah telur ke saluran flopian. Jika sel telur tersebut dibuahi, maka akan membenamkan diri ke dinding rahim untuk memulai proses kehamilan. Jika telur tersebut tidak dibuahi, maka akan terkupas bersama dinding rahim selama masa haid. Jika hal ini tidak terlalu dianggap penting, kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi bisa mengancam Anda.
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi - Organ Luar dan Organ Dalam.
Mengetahui kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita berarti juga membicarakan apa-apa saja yang menjadi bagian dari organ reproduksi tersebut. Organ-organ luar dari sistem reproduksi wanita memiliki ukuran dan bentuk genital berbeda untuk setiap wanita. Organ luar ini terdiri atas mons pubis, yakni daerah jaringan lemak yang tertutup kulit dan ditumbuhi bulu kemaluan.
Organ lainnya adalah sebagai berikut :
·      Labia mayora, yaitu dua bibir besar dari kulit di sekitar kemaluan.
·      Labia minora, yaitu dua bibir kecil dari kulit yang mengitari klitoris.
·      Klitoris, yaitu yang merupakan analogi dari penis dan merupakan bagian paling peka dari alat genital. Klitoris dapat membesar sampai dua kali ukuran semula dan berereksi selama aktivitas seksual. Kelompok struktur ini disebut vulva.
Adapun organ bagian dalam tersimpan dalam tulang panggul. Bagian dalam ini terdiri atas dua indung telur dan saluran flopian, uterus cervix, dan vagina. Uterus terletak di tengah tulang panggul dengan kandung kemih di depan dan rectum di belakangnya. Tertopang kuat oleh ligamen elastik terlipat dua. Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi tersebut juga mengancam organ dalam maupun organ luar dari alat reproduksi wanita. Maka dari itu berhati-hatilah.

Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi memang menakutkan bagi siapapun, baik itu pria maupun wanita. Namun, keluhan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi umumnya lebih banyak mengancam kaum wanita.

Beberapa gejala atau kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita antara lain sebagai berikut.
1.    Haid yang Meresahkan
Haid yang Meresahkan Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita ini mungkin akan dikeluhkan bagi wanita yang memasuki masa puber. Amenorrhoea primer adalah istilah untuk ketidakhadiran haid pada wanita yang tidak atau belum pernah mendapatkan haid. Hal ini tidak perlu dicemaskan jika usia Anda belum 14 tahun. Namun, jika usia Anda lebih dari itu, segera periksakan diri ke dokter.
Kematangan alat reproduksi wanita memang ditandai dengan datangnya haid atau menstruasi. Jika, haid belum juga datang sementara umur wanita tersebut sudah cukup, memang menggelisahkan. Yang harus dipahami adalah, kematangan setiap wanita berbeda. Ada yang lebih cepat matang, dan ada yang lambat. Jadi, sebaiknya Anda jangan terlalu cemas dalam menyikapi kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita yang satu ini. Tetapi, jika belum juga datang saat usia sudah menginjak dewasa, ada baiknya untuk mengonsultasikan hal ini pada dokter.
Keresahan yang ditimbulkan oleh haid lainnya adalah haid yang datang terlambat. Karena hal ini bisa jadi merupakan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita. Tapi, bisa juga justru sebagai pertanda baik.  Tidak adanya haid dapat juga disebabkan karena proses kehamilan. Hamil merupakan penyebab umum tidakhadiran haid pada wanita yang aktif secara seksual di usia subur.
Selain hamil, pasca-melahirkan pun akan menyebabkan tidak haid selama masih menyusui. Penyebab lainnya adalah gangguan secara fisik atau psikis. Sakit atau stres memungkinkan haid datang terlambat karena siklus hormon yang terganggu. Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita ini masih tergolong tidak begitu menakutkan.
2.    Haid Berat
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita selanjutnya yang masih berputar pada masalah datang bulan adalah haid berat. Haid berat atau sering disebut menorrhagia adalah haid yang mengeluarkan darah lebih banyak dari biasanya. Ada sebagian wanita yang memang biasa haid lebih banyak dari wanita lain. Akan tetapi, umumnya haid berlangsung selama 5 hari, dengan pendarahan hebat selama 3 hari pertama.
Haid berat dapat terjadi akibat dinding rahim yang lebih tebal dari biasanya, kelainan pada dinding rahim, spiral KB (IUD), dan fibroid (tumor jinak di dalam rahim). Jika pendarahan terlalu hebat, dan habis dalam waktu dua sampai tiga hari, sebaiknya periksakan ke dokter. Karena hal tersebut takutnya merupakan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita. Mengingat haid yang wajar tidak seperti itu.
3.      Cairan Vagina Tidak Wajar
Permasalahan selanjutnya berkenaan dengan aktivitas produksi cairan vagina yang tidak wajar. Umumnya, vagina tetap lembap dan bersih oleh cairan yang dikeluarkan jaringan dinding vagina. Cairan tersebut terlihat sebagai cairan tipis keputih-putihan. Jumlah dan kekentalan cairan ini berubah-ubah sesuai siklus haid dan dapat bertambah di saat timbul gairah seksual, selama kehamilan, atau selama penggunaan pil KB atau spiral KB.
Cairan-cairan yang tampak tidak wajar, terutama jika disertai gatal dan panas di sekitar vagina atau nyeri di saat berhubungan seks, bisa merupakan gejala adanya infeksi. Hal ini memerlukan penanganan medis. Hati-hati, karena hal ini bisa jadi merupakan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita.
4.      Menopause
Menopause adalah tanda berakhirnya masa-masa haid, yang berarti berakhirnya masa subur seorang wanita. Tahun-tahun awal kejadian merupakan titik puncak atau perubahan hidup. Menopause biasanya terjadi pada usia sekitar 50-an, namun bisa terjadi lebih cepat atau lambat.
Anda sudah boleh menduga menopause, jika usia 45 tahun belum mendapatkan haid dalam 6 bulan terakhir. Jika tidak terjadi pada usia yang tepat, hal ini bisa jadi merupakan salah satu kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi.
Gejala-gejala umum menopause, yang akan hilang dalam waktu setahun di awal berhentinya masa haid antara lain :
·      Ketidaklancaran dan sesekali terjadi ketidakhadiran haid;
·      Gelombang demam (suhu tubuh meningkat dan banyak berkeringat);
·      Berkeringat di malam hari;
·      Vagina kering akibat berkurangnya pengeluaran cairan vagina, yang membuat persetubuhan jadi tidak nyaman;
·      Gangguan emosional, seperti depresi, rewel, dan cengeng.
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi tersebut bisa jadi merupakan gejala awal dari datangnya penyakit pada sistem reproduksi yang lebih serius, seperti kanker serviks.

0 komentar: