BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah tak ubahnya
kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap insan di masa
mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
untuk tidak hanya sekedar paham sains tapi juga paham akan sejarah kebudayaan
islam di masa lalu untuk menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa
yang pernah terjadi. Seperti yang kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan
masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa
itu menjadi masa daulah, dan dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang
masa daulah Abbasiyah.
Bani Abbasiyah berhasil
memeg
ang kekuasaan kekhalifahan selama tiga abad, mengkonsolidasikan kembali kepemimpinan gaya Islam dan menyuburkan ilmu pengetahuan dan pengembangan budaya Timur Tengah. Tetapi pada tahun 940 kekuatan kekhalifahan menyusut ketika orang-orang non-Arab, khususnya orang Turki (dan kemudian diikuti oleh Mamluk di Mesir pada pertengahan abad ke-13), mulai mendapatkan pengaruh dan mulai memisahkan diri dari kekhalifahan.
ang kekuasaan kekhalifahan selama tiga abad, mengkonsolidasikan kembali kepemimpinan gaya Islam dan menyuburkan ilmu pengetahuan dan pengembangan budaya Timur Tengah. Tetapi pada tahun 940 kekuatan kekhalifahan menyusut ketika orang-orang non-Arab, khususnya orang Turki (dan kemudian diikuti oleh Mamluk di Mesir pada pertengahan abad ke-13), mulai mendapatkan pengaruh dan mulai memisahkan diri dari kekhalifahan.
Meskipun begitu,
kekhalifahan tetap bertahan sebagai simbol yang menyatukan umat Islam. Pada
masa pemerintahannya, Bani Abbasiyah mengklaim bahwa dinasti mereka tak dapat
disaingi. Namun kemudian, Said bin Husain, seorang muslim Syiah dari dinasti
Fatimiyyah mengaku dari keturunan anak perempuannya Nabi Muhammad, mengklaim
dirinya sebagai Khalifah pada tahun 909, sehingga timbul kekuasaan ganda di daerah
Afrika Utara.
Awalnya hanya menguasai
Maroko, Aljazair, Tunisia dan Libya. Namun kemudian, mulai memperluas daerah
kekuasaannya sampai ke Mesir dan Palestina, sebelum akhirnya Bani Abbasyiah
berhasil merebut kembali daerah yang sebelumnya telah mereka kuasai, dan hanya
menyisakan Mesir sebagai daerah kekuasaan Bani Fatimiyyah. Dinasti Fatimiyyah
kemudian runtuh pada tahun 1171. Sedangkan Bani Umayyah bisa bertahan dan terus
memimpin komunitas Muslim di Spanyol, kemudian mereka mengklaim kembali gelar
Khalifah pada tahun 929, sampai akhirnya dijatuhkan kembali pada tahun 1031.
B.
Perumusan Masalah
1.
Bagaimana kemunculan daulah Abbasiyah?
2.
Bagaimana peralihan dari masa daulah Umayyah ke masa daulah?
3.
Pada masa khalifah siapakah masa kejayaan itu terjadi dan prestasi apa saja
yang pernah diraih?
C.
Tujuan
1.
Untuk Mengetahui kemunculan daulah Abbasiyah.
2.
Untuk Mengetahui peralihan dari masa daulah Umayyah ke masa daulah.
3.
Untuk Mengetahui Pada masa khalifah siapakah masa kejayaan itu terjadi dan
prestasi apa saja yang pernah diraih.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan tumbangnya daulah Bani Umayyah maka keberadaan Daulah Bani Abbasiyah
mendapatkan tempat penerangan dalam masa kekhalifahan Islam saat itu, dimana
daulah Abbasiyah ini sebelumnya telah
menyusun dan menata kekuatan yang begitu rapid an terencana. Dan dalam makalah
ini akan diurakan sesikit menganaiberdirinya masa kekhalifahan Abbasiyah, masa
kejayaan dan prestasi apa saja yang pernah diraih serta apa saja penyebab runtuhnya
daulah Abbasiyah.
1.
Kelahiran Daulah
Abbasiyah
a.
Pemerintahan As-Saffah
Khalifah abbasiyah yang
pertama adalah Abu Abbas, dialah yang diberi kepercayaan kepada pamannya
Abdullah dalam perang melawan Marwan II, khalifah terakhir Bani Umayyah. Hingga
akhir khalifah Abbas memberi kepercayaan kepada SalihBin Ali untuk membunuh Marwan, yang kemudian kepala marwan dikirim ke khalifah Abbas.
Saffah kemudian dipindah
ke Anbar, dia menggunakan sebagian besar dari masa pemerintahannya untuk
memeragi pemimpin-pemimpin arab yang membantu Umayyah. Dia mengusir mereka
kecuali Abdurrahman yang tidak berapa lama kemudian mendirikan dinasti Umayyah
di Spayol. Saffah juga memutuskan untuk menghabisi nyawa beberapa orang
pembantu bani Umayyah. Ia membunuh Abu Salama, dikenal sebagai menteri (Wadi’)
dari keluarga Nabi Muhammad, seperti halnya dia membunuh Abu Hubayra, salahsatu
dari pemimpin bani Umayyah zaman Marwan II setelah memberi kebebasan kepadanya.
Kekhalifahan Saffah
bertahan selama 4 tahun sembulan bulan. Dia wafat pada tahun 136 H di Anbar,
satu kota yang telah dijadikan sebagai tmpat kedudukan pemerinyahannya.
b.
Sistem Kekhalifahan Abbasiyah
Khalifah Abbasiyah kedua
mengambil gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah. Di
bawah Abbasiyah, kekhalifahan berkembang sebagai system politik. Dinasti ini
muncul dengan bantuan orang-orang Persia yang merasa bosan terhadap bani
Umayyah di dalam masalah sosial ddan pilitik diskriminas. Khalifah-khalifah
Abbasiyah yang memakai gelar”Imam” pemimpinmasyarakat muslim untuk menekankan
artikeagamaan kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyahdi dalam
mengumumkanlebih dari satu putra mahkota raja.
Mansur dianggap
sebagaipendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun
menjadi ibukota DinastiAbbasiyah danmerupakan pusat perdaganganserta
kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat
itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade
kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.
2.
Kejayaan Daulah
Abbasiyah
a.
Gerakan penerjemahan
Meski kegiatan
penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk menerjemahkan dan
menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan Persia ke dalam bahasa
arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke
daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu terutama
filasafat dan kedokteran. Sedangkan perburuan manuskrip di daerah timur seperti
Persia adalah terutama dalam bidang tata Negara dan sastra.
b.
Perkembangan Ekonomi
Ekonomi imperium
Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai macamindustri
sepertikain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak, kertas dari samarkand,
serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq.
Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah
kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.
c.
Dalam bidang Peradaban
Masa Abbasiyah menjadi
tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka
mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah
kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan,
diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam
berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa
ini. Pesatnya perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi
imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang
relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan
peradaban Islam
3.
Runtuhnya Daulah
Abbasiyah
Sebab –sebab keruntuhan
daulah Abbasyiah
a)
Keruntuhan dari segi internal (dari dalam)
·
Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan
pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
·
Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat
dengan daerah sulit dilakukuan.
·
Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan
Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
·
Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada
mereka sangat tinggi.
·
Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.
·
Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
b)
Keruntuhan dari segi eksternal (dari luar)
·
Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.
·
Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancurkan Baghdad.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan
penguasanya adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti ini
didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas.
Pada periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai masa
keemasannya.Secara politis, khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan
pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran
masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan
landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun
setelah periode ini berakhir pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang
politik meskipun filsafat dan ilmu ilmu pengetahuan terus berkembang.
Pada mulanya ibu kota negera adalah al-Hasyimiyah dekat kufah.
Namun untuk lebih memantapkan dan menjaga setabilitas Negara al-Mansyur
memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad.
Dengan demikian pusat pemerintahan dinasti Abasiyah berada di
tengah-tengah bangsa Persia. Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan penertiban
pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di
lembaga eksekutif dan yudikatif. Dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat
Wazir sebagai koordinator departemen, dia juga menbentuk protokol Negara,
sekertaris, dan kepolisian Negara disamping membenahi angkatan bersenjata.
Jawatan pos yang sudah ada ditingkatkan peranannya dari mengatar surat sampai
menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan
dapat berjalan lancar.
Puncak perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya berawal
dari kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri. Sebagian diantaranya sudah
dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya di awal
Islam, lembaga pendidikan sudah mulai berkembang.
0 komentar:
Posting Komentar